(Foto: Rekan-rekan Jonggol Cendekia bersilaturahmi kepada Beben, Camat Jonggol)
Tulisan dibawah ini saya layangkan sebagai
kritik sekaligus saran guna
bersama membangun Jonggol lebih berbudaya. Saya tulis dan layangkan di media
pada tanggal 10 Juni 2016, setelah Camat Jonggol baru Beben Suhendar
dilantik, yaitu pada tanggal 01 Juni 2016. Pada tulisan saya tersebut saya layangkan
beberapa evaluasi untuk pembangunan di kecamatan Jonggol. Evaluasi tersebut kini dijawab dengan rencana 30 Inovasi program oleh
camat Jonggol Beben Suhendar. Tentu setiap niat dan langkah kebaikan,
perlu kita dukung dan ikut serta dalam mensuskennya.
Berikut tulisan saya pada tanggal 10 Juni
2016:
Saya kira Jonggol kedepan memerlukan
sinergisasi semua elemen muda. Narasi yang lebih segar, gagasan baru menjawab
kebuntuan pembangunan Jonggol yang selama ini terjadi.
Selama ini saya melihat, pemerintahan desa di
kecamatan Jonggol sebagai garda terdepan pembangunan, belum mampu menyerap
semua potensi dan membangun faktor vital dalam pembangunan masyarakat.
Pembangunan menjadi sebuah rutinitas belaka, ritual, dan sebatas kepada wujud
fisik yang terlihat. Padahal, hadirnya negara, pemerintah kecamatan, pemerintah
desa, bukan hanya sekedar hadir sebagai pelayan kepada masyarakat yang berupa
fisik. Namun, Jonggol oleh para pemimpinnya harus diarahkan kepada nila-nilai
pembangunan entitas peradaban.
Manusia
sebagai titik pusat sirkular pembangunan
Kita perlu merubah paradigma kita dalam
bernegara. Kita tidak boleh lagi bertumpu pada pijakan bahwa pembangunan hanya
sebatas tugas dan bertitik tumpu kepada pemerintah. Pada alam demokrasi saat
ini, seharusnya tipe hubungan antara pemerintah dan rakyat haruslah persuasif-partisipatif.
Maka pembangunan yang sesungguhnya akan terjadi timbal balik saling
menguntungkan, menguatkan dan membesarkan, dari kita, oleh kita, dan untuk
kita.
Selama ini kita selalu melihat kunci sukses
pembangunan porsi besarnya hanya kepada pembangunan fisik. Sementara sisi
pembangunan manusia; jiwa, kecerdasan, kesehatan, atau yang lebih vital pada
harkat, derajat dan martabat manusianya masih terbabikan. Berapa besar angka
ketimpangan sosial yang terjadi di Jonggol?, berapa besar angka jumlah
pengangguran di Jonggol? berapa besar angka tingkat kriminalitas di Jonggol?,
sebarapa besar angka pergaulan bebas-seks bebas, aborsi dan hamil diluar nikah
di Jonggol? Sebarapa besar angka banyaknya rumah tidak layak huni di Jonggol?,
sebarapa besar angka tingkat putus sekolah di Jonggol?, dan banyak
pertanyaan-pertanyaan lainnya yang menunjukan kita semua bukan hanya pemerintah
masih abai, kemudian ini selalu terulang tidak terselesaikan justru semakin
membesar.
Kita perlu concern kepada pembangunan berbasis
manusia, memanusiakan manusia, memenuhi kebutuhan manusia, misal;
1.
Ekonomi menengah kebawah
Kita bisa memulai dengan memetakan potensi
desa, pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan skil aplikatif, pemberian akses
dan bantuan modal UMKM, pendampingan UMKM, koperasi, Bank Desa dan lain
sebagainya.
2.
Lingkungan hidup yang manusiawi.
Coba kita tengok apa yang terjadi di Jonggol
dewasa ini:
Jika kemarau berdebu dan kekeringan.
Jika hujan jalanan tergenang dan drainase
buruk.
Jika dijalan raya malam hari lampu penerang
jalan minim dan Jalanan berlubang.
Banyak rumah tidak layak huni, tanpa MCK,
drainase buruk.
Sungai-sungai yang kotor dan tercemar.
Maka perlu pemetaan wiliyah, konsep jalan
raya, drainase, penerangan jalan, Pasar tradisional yang bersih, taman kota,
optimalisasi tempat wisata di Jonggol, bantuan dan prioritas kepada rumah tidak
layak huni, pengelolaan bank sampah, pemberdayaan masyarakat dalam menjaga
lingkungan.
3.
Pendidikan usia dini sampai menangah
Pembentukan taman pendidikan untuk anak usia
dini disetiap rukun tetangga, program desa bisa mengalokasikan dananya sebagian
untuk beasiswa, dan cara-cara lainnya yang saya yakin bisa menemukan solusi
untuk pendidikan anak di Jonggol, dan karena saya masih yakin bahwa pendidikan
cara yang ampuh untuk mengangkat harkat, derajat dan martabat masyarakat
Jonggol.
4.
Pelayanan berbasis teknologi
pelayanan online, sms, telphone dan media
teknologi informasi lainnya harus di terapkan di Jonggol. Pegawai pemerintahan
tidak boleh gagap dan tertinggal dengan teknologi yang semakin pesat. ruang
antri pelayanan yang nyaman, informasi yang mudah diakses, sms pengaduan warga,
Saya masih yakin, bahwa hal-ha kebaikan yang
kita anggap kecil jika dilakukan secara bersama akan terjadi sesuatu yang masif
dan efektif, bahkan dapat menghasilkan manfaat dan perubahan yang besar di
masyarakat. Misal sinergisasi yang perlu dilakukan;
1.
Camat (kepala Kecamatan) dengan seluruh kepala desa
Sebagai pejabat struktural pemerintahan yang
administratitf, camat tentu memiliki peran dang fungsi untuk koordinasi ditingkatan
kecamatan dan pembinaan. Seandainya saja koordinasi ditingkatan ini terjadi,
saya kira gerak pembangunan satu kecamatan dan tiap desa akan lebih masif.
Misalnya saja, terjadi sinergisasi adanya peraturan desa tentang sampah
(PerDes), tentang fokus prioritas pembangunan, adanya bank desa, dan lain
sebagainya.
2.
Sinergisasi Pemuda
Kita menginginkan berkumpulnya pemuda bukan
merusak, tapi harus membangun. Saya masih meyakini Jonggol dengan SDM pemuda
yang ada mampu untuk bangun. Hidupkan KNPI tanpa politis, dorong semua
organisasi kepemudaan tingkat desa, organisasi kepemudaan tingkat kecamatan dan
sarana-sarana lainnya.
3.
Sinergisasi pemerintah dengan warga
Pemerintah yang menjadi menara gading akan
selalu terus menerus menjadikan pembangunan Jonggol seperti sporadis, tanpa
arah jangka panjang dan tidak terukur.
4.
Sinergisasi Antar Masjid (Lembaga Zakat)
Jika saja kita tahu berapa potensi angka
rupiah seluruh kotak masjid se-kecamatan Jonggol ketika dikumpulkan. Saya masih
meyakini, bahwa masjid sebagai tempat ibadah memiliki fungsi sebagai sulusi
atas permasalahan jama'ahnya dan pasti mampu ikut andil dalam mengatasinya.
Andai kedepan masjid-masjid Jonggol dengan potensi zakat, infaq, dan
shadaqohnya mampu menjadi solusi untuk UMKM jama'ahnya, memberikan solusi untuk
warga kelaparan, memberikan solusi untuk anak putus sekolah dan solusi
permasalahan lainnya. Sehingga kedepan masjid bukan hanya saja menjadi simbol
keagamaan, atau hanya menjadi tempat ritual, akan tetapi masjid bisa
betul-betul menjadi rumah yang nyaman sebagai tempat kembali.
Sejatinya, permasalahan yang terjadi secara
real di Jonggol sangatlah kompleks. Perlu banyak langkah, perlu konsep yang
matang dan niat yang tulus untuk bergerak. Semoga segelintir catatan pribadi
ini bermanfaat.
Adapun Inilah 30
inovasi Camat Beben Suhendar untuk menjawab pembangun Kecamatan Jonggol:
Bidang Pendidikan
1.
Pendirian 3 sekolah
ditahun 2016/2017
2.
SMPN 3 Jonggol
3.
SMAN 2 Jonggol
4.
SMKN 1 Jonggol
5.
Pendirian sekolah
tahun 2017/2018
6.
SMPN 4 Jonggol
7.
SMAN 3 Jonggol
8.
Pendirian
kampus/perguruan tinggi
Bidang Infrastruktur
4. Pembuatan tugu selamat
datang Kecamatan Jonggol dijembatan perbatasan Jonggol Cileungsi
5.
Sodetan jalan depan RS
Permata Jonggol (Cibucil)-Kampung Rawabebek
6.
Penataan lingkar kota,
taman kantor, alun-alun, dan mesjid Nurut Taqwa
7.
Membangun kawasan area
kuliner disekitar alun-alun
8.
Menyelenggarakan car
freeday setiap Minggu pagi mulai pukul 05:30-10:00 WIB dari pertigaan kantor
pos giro hingga alun-alun
9.
Membangun stadion mini
Gelanggang Olah Raga Masyarakat (GOM)
10.Membangun pasar tradisional
11.Pembuatan embung desa seluas 2 hektar disetiap desa
12.Pembuatan MoU antara Pemkab Bogor dengan Perum Jasa Tirta (POJ)
Jatiluhur untuk meningkatkan jalan irigasi dari pengerasan ke pengaspalan
13.Merevitalisasi Bendungan Jatinunggal
14.Membuka jalan desa
15.Kp. Cimendo Desa Sukagalih – Desa Tegal Panjang Kec. Cariu
16.Kp. Satus – Pamuruyan Desa Balekambang Ke Desa Tegal Panjang
Kec. Cariu
17.Membangun fasilitas ekonomi terpadu
Bidang Sarana dan Prasarana
16.Gelanggang Olah Raga (GOR)
17.Pembangunan kantor Polsek Jonggol yang baru
18.Bumi perkemahan pramuka
Bidang Wisata
19.Pembukaan kawasan wisata Goa Walet Ciwadon
20.Kebun Al-Qur’an Jonggol Farm
Bidang Ketenagakerjaan
21.Membuka kawasan industri diatas lahan seluas 750 hektar
Bidang
Ketentraman dan Ketertiban
22.Pengamanan terpadu lintas Agama dan Suku di acara-acara
hari-hari besar Keagamaan dan Nasional
Penghargaan Tokoh
23.Usulan pemberian nama jalan kepada tokoh masyarakat
Bidang Pertanian
24.Budidaya duren Jonggol si HEPE
25.Budidaya benih padi organik
Bidang Komunikasi dan Informasi
26.Papan elektronik yang diletakkan di kantor
Kecamatan Jonggol dan tempat strategis lainnya
Bidang Sosial dan Budaya
27.Nikah masal atau ishbat nikah
28.Melestarikan budaya, seperti sedekah bumi,
dongdang, dan permainan tradisional
Bidang Kesehatan
29.Desa KB
Bidang Keagamaan
30.Jonggol menjadi tuan rumah lomba MTQ tingkat
Kabupaten Bogor tahun 2020.
- Harry Hardiyana
Pegiat di Jonggol Cendekia