Kamis, 28 Juli 2016

30 Inovasi, Beben Suhendar Menjawab

(Foto: Rekan-rekan Jonggol Cendekia bersilaturahmi kepada Beben, Camat Jonggol)

Tulisan dibawah ini saya layangkan sebagai kritik sekaligus saran guna bersama membangun Jonggol lebih berbudaya. Saya tulis dan layangkan di media pada tanggal 10 Juni 2016, setelah Camat Jonggol baru Beben Suhendar dilantik, yaitu pada tanggal 01 Juni 2016. Pada tulisan saya tersebut saya layangkan beberapa evaluasi untuk pembangunan di kecamatan Jonggol. Evaluasi tersebut kini dijawab dengan rencana 30 Inovasi program oleh camat Jonggol Beben Suhendar. Tentu setiap niat dan langkah kebaikan, perlu kita dukung dan ikut serta dalam mensuskennya.

Berikut tulisan saya pada tanggal 10 Juni 2016:
Saya kira Jonggol kedepan memerlukan sinergisasi semua elemen muda. Narasi yang lebih segar, gagasan baru menjawab kebuntuan pembangunan Jonggol yang selama ini terjadi.

Selama ini saya melihat, pemerintahan desa di kecamatan Jonggol sebagai garda terdepan pembangunan, belum mampu menyerap semua potensi dan membangun faktor vital dalam pembangunan masyarakat. Pembangunan menjadi sebuah rutinitas belaka, ritual, dan sebatas kepada wujud fisik yang terlihat. Padahal, hadirnya negara, pemerintah kecamatan, pemerintah desa, bukan hanya sekedar hadir sebagai pelayan kepada masyarakat yang berupa fisik. Namun, Jonggol oleh para pemimpinnya harus diarahkan kepada nila-nilai pembangunan entitas peradaban.

Manusia sebagai titik pusat sirkular pembangunan

Kita perlu merubah paradigma kita dalam bernegara. Kita tidak boleh lagi bertumpu pada pijakan bahwa pembangunan hanya sebatas tugas dan bertitik tumpu kepada pemerintah. Pada alam demokrasi saat ini, seharusnya tipe hubungan antara pemerintah dan rakyat haruslah persuasif-partisipatif. Maka pembangunan yang sesungguhnya akan terjadi timbal balik saling menguntungkan, menguatkan dan membesarkan, dari kita, oleh kita, dan untuk kita.

Selama ini kita selalu melihat kunci sukses pembangunan porsi besarnya hanya kepada pembangunan fisik. Sementara sisi pembangunan manusia; jiwa, kecerdasan, kesehatan, atau yang lebih vital pada harkat, derajat dan martabat manusianya masih terbabikan. Berapa besar angka ketimpangan sosial yang terjadi di Jonggol?, berapa besar angka jumlah pengangguran di Jonggol? berapa besar angka tingkat kriminalitas di Jonggol?, sebarapa besar angka pergaulan bebas-seks bebas, aborsi dan hamil diluar nikah di Jonggol? Sebarapa besar angka banyaknya rumah tidak layak huni di Jonggol?, sebarapa besar angka tingkat putus sekolah di Jonggol?, dan banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya yang menunjukan kita semua bukan hanya pemerintah masih abai, kemudian ini selalu terulang tidak terselesaikan justru semakin membesar.

Kita perlu concern kepada pembangunan berbasis manusia, memanusiakan manusia, memenuhi kebutuhan manusia, misal;

1. Ekonomi menengah kebawah
Kita bisa memulai dengan memetakan potensi desa, pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan skil aplikatif, pemberian akses dan bantuan modal UMKM, pendampingan UMKM, koperasi, Bank Desa dan lain sebagainya.

2. Lingkungan hidup yang manusiawi.
Coba kita tengok apa yang terjadi di Jonggol dewasa ini:
Jika kemarau berdebu dan kekeringan.
Jika hujan jalanan tergenang dan drainase buruk.
Jika dijalan raya malam hari lampu penerang jalan minim dan Jalanan berlubang.
Banyak rumah tidak layak huni, tanpa MCK, drainase buruk.
Sungai-sungai yang kotor dan tercemar.

Maka perlu pemetaan wiliyah, konsep jalan raya, drainase, penerangan jalan, Pasar tradisional yang bersih, taman kota, optimalisasi tempat wisata di Jonggol, bantuan dan prioritas kepada rumah tidak layak huni, pengelolaan bank sampah, pemberdayaan masyarakat dalam menjaga lingkungan.

3. Pendidikan usia dini sampai menangah
Pembentukan taman pendidikan untuk anak usia dini disetiap rukun tetangga, program desa bisa mengalokasikan dananya sebagian untuk beasiswa, dan cara-cara lainnya yang saya yakin bisa menemukan solusi untuk pendidikan anak di Jonggol, dan karena saya masih yakin bahwa pendidikan cara yang ampuh untuk mengangkat harkat, derajat dan martabat masyarakat Jonggol.

4. Pelayanan berbasis teknologi
pelayanan online, sms, telphone dan media teknologi informasi lainnya harus di terapkan di Jonggol. Pegawai pemerintahan tidak boleh gagap dan tertinggal dengan teknologi yang semakin pesat. ruang antri pelayanan yang nyaman, informasi yang mudah diakses, sms pengaduan warga,

Saya masih yakin, bahwa hal-ha kebaikan yang kita anggap kecil jika dilakukan secara bersama akan terjadi sesuatu yang masif dan efektif, bahkan dapat menghasilkan manfaat dan perubahan yang besar di masyarakat. Misal sinergisasi yang perlu dilakukan;

1. Camat (kepala Kecamatan) dengan seluruh kepala desa
Sebagai pejabat struktural pemerintahan yang administratitf, camat tentu memiliki peran dang fungsi untuk koordinasi ditingkatan kecamatan dan pembinaan. Seandainya saja koordinasi ditingkatan ini terjadi, saya kira gerak pembangunan satu kecamatan dan tiap desa akan lebih masif. Misalnya saja, terjadi sinergisasi adanya peraturan desa tentang sampah (PerDes), tentang fokus prioritas pembangunan, adanya bank desa, dan lain sebagainya.

2. Sinergisasi Pemuda
Kita menginginkan berkumpulnya pemuda bukan merusak, tapi harus membangun. Saya masih meyakini Jonggol dengan SDM pemuda yang ada mampu untuk bangun. Hidupkan KNPI tanpa politis, dorong semua organisasi kepemudaan tingkat desa, organisasi kepemudaan tingkat kecamatan dan sarana-sarana lainnya.

3. Sinergisasi pemerintah dengan warga
Pemerintah yang menjadi menara gading akan selalu terus menerus menjadikan pembangunan Jonggol seperti sporadis, tanpa arah jangka panjang dan tidak terukur.

4. Sinergisasi Antar Masjid (Lembaga Zakat)
Jika saja kita tahu berapa potensi angka rupiah seluruh kotak masjid se-kecamatan Jonggol ketika dikumpulkan. Saya masih meyakini, bahwa masjid sebagai tempat ibadah memiliki fungsi sebagai sulusi atas permasalahan jama'ahnya dan pasti mampu ikut andil dalam mengatasinya. Andai kedepan masjid-masjid Jonggol dengan potensi zakat, infaq, dan shadaqohnya mampu menjadi solusi untuk UMKM jama'ahnya, memberikan solusi untuk warga kelaparan, memberikan solusi untuk anak putus sekolah dan solusi permasalahan lainnya. Sehingga kedepan masjid bukan hanya saja menjadi simbol keagamaan, atau hanya menjadi tempat ritual, akan tetapi masjid bisa betul-betul menjadi rumah yang nyaman sebagai tempat kembali.

Sejatinya, permasalahan yang terjadi secara real di Jonggol sangatlah kompleks. Perlu banyak langkah, perlu konsep yang matang dan niat yang tulus untuk bergerak. Semoga segelintir catatan pribadi ini bermanfaat.

Adapun Inilah 30 inovasi Camat Beben Suhendar untuk menjawab pembangun Kecamatan Jonggol:
Bidang Pendidikan
1.   Pendirian 3 sekolah ditahun 2016/2017
2.   SMPN 3 Jonggol
3.   SMAN 2 Jonggol
4.   SMKN 1 Jonggol
5.   Pendirian sekolah tahun 2017/2018
6.   SMPN 4 Jonggol
7.   SMAN 3 Jonggol
8.   Pendirian kampus/perguruan tinggi
Bidang Infrastruktur
4.  Pembuatan tugu selamat datang Kecamatan Jonggol dijembatan perbatasan Jonggol Cileungsi
5.   Sodetan jalan depan RS Permata Jonggol (Cibucil)-Kampung Rawabebek
6.   Penataan lingkar kota, taman kantor, alun-alun, dan mesjid Nurut Taqwa
7.   Membangun kawasan area kuliner disekitar alun-alun
8.   Menyelenggarakan car freeday setiap Minggu pagi mulai pukul 05:30-10:00 WIB dari pertigaan kantor pos giro hingga alun-alun
9.   Membangun stadion mini Gelanggang Olah Raga Masyarakat (GOM)
10.Membangun pasar tradisional
11.Pembuatan embung desa seluas 2 hektar disetiap desa
12.Pembuatan MoU antara Pemkab Bogor dengan Perum Jasa Tirta (POJ) Jatiluhur untuk meningkatkan jalan irigasi dari pengerasan ke pengaspalan
13.Merevitalisasi Bendungan Jatinunggal
14.Membuka jalan desa
15.Kp. Cimendo Desa Sukagalih – Desa Tegal Panjang Kec. Cariu
16.Kp. Satus – Pamuruyan Desa Balekambang Ke Desa Tegal Panjang Kec. Cariu
17.Membangun fasilitas ekonomi terpadu
Bidang Sarana dan Prasarana
16.Gelanggang Olah Raga (GOR)
17.Pembangunan kantor Polsek Jonggol yang baru
18.Bumi perkemahan pramuka
Bidang Wisata
19.Pembukaan kawasan wisata Goa Walet Ciwadon
20.Kebun Al-Qur’an Jonggol Farm
Bidang Ketenagakerjaan
21.Membuka kawasan industri diatas lahan seluas 750 hektar

Bidang Ketentraman dan Ketertiban
22.Pengamanan terpadu lintas Agama dan Suku di acara-acara hari-hari besar Keagamaan dan Nasional
Penghargaan Tokoh
23.Usulan pemberian nama jalan kepada tokoh masyarakat
Bidang Pertanian
24.Budidaya duren Jonggol si HEPE
25.Budidaya benih padi organik
Bidang Komunikasi dan Informasi
26.Papan elektronik yang diletakkan di kantor Kecamatan Jonggol dan tempat strategis lainnya
Bidang Sosial dan Budaya
27.Nikah masal atau ishbat nikah
28.Melestarikan budaya, seperti sedekah bumi, dongdang, dan permainan tradisional
Bidang Kesehatan
29.Desa KB
Bidang Keagamaan
30.Jonggol menjadi tuan rumah lomba MTQ tingkat Kabupaten Bogor tahun 2020.



- Harry Hardiyana
Pegiat di Jonggol Cendekia

0 comments:

Posting Komentar