Kamis, 29 September 2016
BEDAH FILM: GIE
[BEDAH FILM]
Film adalah sarana bahasa komunikasi budaya yang cukup ampuh. Film Gie ini walau titik pusat cerita pada biografi tokoh, akan tetapi latar waktu dan situasi yang dimunculkan mampu menggambarkan sejarah, bahkan budaya masa lalu terutama zaman orde lama dan awal masa orde baru.
Sosok Gie yang mempunyai jiwa pembaharuan serta mau begerak dalam situasi sosial dan negara yang carut marut boleh jadi relevan dan kita butuhkan dalam kondisi era saat ini. Maka membedah film ini rasanya perlu untuk menambah khazanah kita, baik pelajar, mahasiswa, dan seluruh masyarakat umumnya.
"Lebih baik diasingkan, daripada menyerah pada kemunafikan" Gie
Tanggal : 1 Oktober 2016
Waktu : 15.00 s.d 18.00
Tema Utama : Refleksi Hijrah dari Gelap ke Terang"
Tempat : Aula Lama Kecamatan Jonggol
- GRATIS -
Catatan: Pasca bedah Film dilanjut dengan pawai obor menmperingati tahun baru hijriah 1438 H. Meeting point Alun-alun Jonggol.
Informasi acara: 08979810133 SMS/WA (Kang Ismail)
Selasa, 27 September 2016
CAR FREE DAY JONGGOL PERTAMA DI KABUPATEN BOGOR
Macet,
panas, sibuk, dan penuh dengan sesakan manusia yang meniti peruntungan hidup.
Jakarta seakan butuh ruang segar untuk bernafas. sebagai kota tersibuk, perlu
adanya waktu khusus bagi warga Jakarta untuk meregangkan otot dan otak yang
kaku. Car Free Day (CFD)
atau hari bebas kendaraan bermotor setidaknya memberikan suasana berbeda sehari
dalam sepekan. Jika biasanya pagi hari dimulai dengan kemacetan, beda halnya
dengan pagi diakhir pekan yang memberikan suasana jauh dari riuh
kendaraan.
Car Free Day hadir sebagai salah satu kegiatan kampanye untuk mengurangi tingkat pencemaran udara di kota-kota besar akibat kendaraan bermotor. Kemudian, pentingnya akan kebutuhan ruang publik pun mulai disadari. Pengadaan taman-taman kota hingga CFD merupakan salah satu upaya untuk menciptakan ruang terbuka publik yang ramah bagi warganya.
Sesuai dengan peranan departemen pekerjaan umum dalam penyediaan ruang publik di perkotaan, pemanfaatan ruang di perkotaan adalah ruang terbuka (open space). Ruang ini kemudian dapat diakses atau dimanfaatkan oleh warga kota secara cuma-cuma. Adanya ruang terbuka sebagai bentuk pelayanan publik dari pemerintah kota yang bersangkutan demi keberlangsungan beberapa aktivitas seperti sosial, rekreasi, kebersihan, keindahan, keamanan dan kesehatan.
Tak
hanya kota-kota besar, hari ini Jonggol yang setingkat kecamatan pun mulai
menyadari kebutuhan masyarakat Jonggol akan ruang terbuka publik. Ruang terbuka
publik ini sebagai sarana publik untuk berkumpul, saling bercengkrama, bertukar
ide dan gagasan hingga melakukan kegiatan ekonomi. Selain itu, ruang terbuka
publik juga dapat dijadikan sebagai tempat olah raga, rekreasi dan berkumpul
keluarga atau bahkan temu komunitas-komunitas.
Car Free Day Jonggol merupakan salah satu inovasi yang dicanangkan pemerintah kecamatan demi terwujudnya ruang terbuka publik di Jonggol yang optimal. Bukan hal yang tak mungkin Jonggol dapat menggelar kegiatan CFD. Siapa sangka, animo masyarakat Jonggol begitu tinggi ikut serta meramaikan CFD. Mulai dari anak-anak, remaja, orang tua, semua tumpah ruah meramaikan Hari Bebas Kendaraan perdana di Jonggol.
Sejarah mencatat, 18 september 2016 Jonggol mampu menciptakan ruang terbuka publik seperti CFD yang setingkat dengan kota-kota besar. Kegiatan ini merupakan kali pertama di kabupaten Bogor. CFD mungkin masih asing di telinga masyarakat Jonggol, ada yang menyambut baik ada pula yang kurang sepakat. Pengalihan arus lalu lintas yang belum terbiasa ini belum sepenuhnya bisa diterima oleh masyarakat dan angkutan umum yang rutenya dipakai oleh kegiatan Car Free Day.
Dibalik sebuah kebijakan tak lepas dari pro kontra. Pemerintah pun pasti sudah memikirkan secara matang setiap kebijakan yang dikeluarkan. Hari Bebas Kendaraan terselenggara atas kerjasama pemerintah dan pemuda-pemuda Jonggol, yang kemudian dapat menjadi tradisi atau kebiasaan bagi masyarakat Jonggol di setiap pekannya. Tentunya kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat Jonggol.
Oleh: Sri Mulyawati (Pegiat di Jonggol Cendekia)
Dokumentasi lainnya dari hastag #Ulinkajonggol di media sosial Instagram dan facebook:
Kamis, 15 September 2016
CAR FREE DAY
Jonggol memerlukan ruang terbuka publik sebagai sarana berkumpul masyarakat untuk saling sapa, saling mengenal dan saling bertukar ide dan gagasan. Bahkan ruang terbuka publik juga dapat dijadikan sebagai sarana tempat rekreasi dan berkumpul keluarga dalam upaya pemenuhan nutrisi batin untuk menumbuhkan kebahagiaan.
Car Free day ini merupakan salah satu bentuk upaya untuk mewujudakn ruang terbuka publik di Jonggol yang optimal.
Ramaikan Car Free Day Jonggol:
Waktu: 18 September 2016 (Rutin setiap hari minggu)
Tempat : Jalan lingkar Jonggol Kota, Alun-alun Jonggol
jam : 06.00 s.d 10.00 WIB
Acara:
1. Senam
2. Olahraga lari (penyediaan rute lari)
3. Pasar tumpah (bazar UMKM)
4. Drum Band
5. Kesenian dan budaya
6. Perkumpulan komunitas se-Jonggol
7. Aktivitas berkumpul masyarakat
8. Pelayanan Kesehatan
9. dll
Bagi yang berminat untuk menjajakan dagangannya dalam pasar tumpah harap konfirmasi: 085695762590 - Sri (sms/WA).
Selasa, 13 September 2016
Menengok Difraksi Sejarah Peradaban Manusia
(Penemu teori dasar peswat terbang modern: Abbas Bin Firnas)
Video ini akan sedikit merubah paradigma kita tentang sejarah peradaban manusia, terutama pada abad pertengahan. Umumnya kita mengenal dalam pelajaran sejarah yang diajarkan disekolah-sekolah kita abad pertengahan dengan istilah "The Dark Age" atau abad kegelapan. Padahal kontribusi ilmu pengetahuan pada abad pertengahan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan abad modern sangat besar. Sayangnya difraksi sejarah telah berlangsung lama hingga berabad-abad sampai sekarang. Video 1001 Invention ini akan membuka kembali sejarah yang pernah tertutupi. kami sangat menyarankan video ini ditonton oleh seluruh siswa-siswa se-Jonggol. Check this out..
Urgensi Kaum Muda
Peran Aktif Pemikiran dan Kontribusi Terhadap Pembangunan Jonggol
Pemanfaatan dari setiap aspek
kehidupan khususnya di Jonggol sebagai bagian dari domain Bogor Timur bukanlah
tidak mungkin untuk dapat lebih dioptimalkan. Saat ini tercatat ada beberapa
organisasi kepemudaan yang bersifat sosial, politik, pelajar, keagamaan, bahkan komunitas-komunitas yang mengatasnamakan kesamaan hobi
dan lain sebagainya. Karena organisasi merupakan sarana yang baik untuk
membangun dan memaksimalkan peluang-peluang yang terdapat pada suatu daerah
seperti Jonggol.
Dengan segala potensi yang ada, akan
sangat baik Jonggol memiliki wadah yang bersifat primordialis, sebagai salah
satu area penampung gagasan-gagasan segar dari kaum muda dengan semangat,
ikhlas, dan membangun. Salah satu tujuan penting ini adalah membangun worldview masyarakat menjadi lebih berkualitas dan untuk
mendorong lebih cepat ke arah yang lebih madani.
Kalimat "Agent of Change"
adalah kalimat yang tidak asing di telinga kita sebagi kaum muda. Namun akan
menjadi asing ketika tidak ada realisasi nyata
dari kalimat tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan
Daud, dalam bahasa arab terdapat kata, at-taghayyur, yang artinya perubahan
(change). Memang pembangunan yang benar harus melibatkan perubahan. Maksudnya
ialah perubahan dari kejahilan menuju ilmu atau dari sakit menuju sehat. Dari
miskin menjadi kaya, dari terjajah menjadi merdeka. Itu contoh perubahan yang
positif, yang membawa makna pembangunan.
Menilik beberapa kondisi yang ada,
sebagai insan muda sudah seharusnya kita
membangun masyarakat dan lingkungan sekitar tempat tinggal kita. Kita tidak
mungkin terus larut menumpang dalam label dan blankon mewah kemajuan dari
daerah-daerah lain. Bangga terhadap kemajuan daerah sendiri adalah lebih baik
dari pada hanya membuntuti dari belakang daerah lain yang sudah jauh lebih maju
dan berkembang. Jonggol yang memiliki banyak potensi pemudanya ini, sayang
sekali bila tak sama sekali memberi kontribusi. Ini adalah jelas tugas kita
insan muda untuk mempelajari dan menggali potensi di wilayah sendiri.
Ditulis oleh:
Fazri Sobari
Pegiat di Jonggol Cendekia
Pengamat Pendidikan Jonggol
Rilis: Pernyataan Sikap Pembangunan Alun-alun
Sempat
digadang-gadang menjadi ibu kota Negara Republik Indonesia atau sebagai Kota
terpadu, tentu Jonggol memiliki potensi yang cukup untuk menjadi kota besar. Sebagai
modal pertama diantara pertimbangannyaadalah letak Jonggol yang cukup strategis
untuk menjadi kota terpadu atau menjadi pusat pemerintahan.
Namun,
sejak Republik ini berdiri hingga sekarang, Jonggol masihlah menjadi daerah
tertinggal dibandingkan wilayah lain yang berada di Bogor Timur. Bahkan jika
dihitung jarak dengan Ibu Kota Negara Republik Indonesia, Jakarta. Tentu jarak
Jonggol-Jakarta akan lebih dekat dan juga lebih mudah diakses dibandingkan
jarak dan akses dari Jonggol kepusat Kabupaten Bogor itu sendiri (Cibinong dan
Kota Bogor). Akan tetapi pembangunan Jonggol masihlah sangat jauh dari harapan.
Alun-alun
Jonggol misalnya. Sebagai pusat Jonggol Kota, tentu alun-alun bisa
menggambarkan wajah Jonggol secara umumnya. Alun-alun Jonggol semenjak pertama
dibangun dengan terdapatnya tugu prasasti untuk menghargai para pahlawan
kemerdekaan, selama ini justru memunculkan kesan tidak terawat dan bahkan
terkesan ‘angker’. Padahal, seharusnya alun-alun ini dapat menjadi ruang
terbuka (open spaces) berkumpulnya
masyarakat Jonggol. Pembiaran sarana publik tidak terawat dan tidak
termanfaatkan optimal adalah salah satu ciri kemunduran.
Era
moderna seperti sekarang, seharusnya ruang publik (public spaces) harus dimanfaatkan secara optimal sebagai kebutuhan
dasar. Dimana salah satu indikator terbentuknya smart city adalah smart
living, yaitu terciptanya lingkungan hidup yang sehat dan layak huni. Maka
kebutuhan akan tempat-tempat terbuka (public
spaces) merupakan suatu kebutuhan dasar. Hal ini akan meningkatkan indeks
kebahagian publik terutama dalam aspek pemenuhan tempat rekreasi dan tempat
berkumpul yang nyaman, sehat, juga dengan ditunjang sarana dan prasarana yang
baik.
Maka
dengan ini kami Jonggol Cendekia menuntut:
- Camat Jonggol untuk merencanakan perombakan dan perencanaan pembangunan alun-alun Jonggol yang layak dan modern.
- Bupati Bogor untuk mengalokasikan anggaran daerah untuk pembangunan alun-alun Jonggol dan dimasukan dalam rancangan APBD Kab. Bogor Tahun 2017.
- Pemerintah Kabupaten memerhatikan infrastruktur Jalan Lingkar Kota Jonggol yang jauh dari layak terutama penerangan dan sanitasi yang merupakan Jalan Kabupaten (otoritas Kabupaten).
- Merubah nama Jalan Lingkar Kota Jonggol menjadi Jalan M. Syurdi Rusuh (alm) sebagai penghargaan kepada tokoh berprestasi Jonggol.